Friday 14 October 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Penghasil dan Penyebaran Kayu Rotan di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Penghasil dan Penyebaran Kayu Rotan di Indonesia

1.      Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna. Biogeografi merupakan cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang pola dan proses sebaran organisme di bumi. Secara umum, persebaran flora dan fauna di muka bumi ini dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu tekanan populasi, persaingan, dan perubahan habitat. Tulisan ini khusus membahas tentang geografi tumbuhan, yaitu rotan.
Kayu rotan merupakan jenis tanaman famili Palmae yang tumbuh memanjat dan banyak tersebar di bagian bumi beriklum tropis dan subtropis. Tumbuhan rotan merupakan tumbuhan khas tropika yang banyak dijumpai di daerah khatulistiwa dan sekitarnya yaitu dari Afrika, India, Srilanka, Kaki pegunungan Himalaya, China Bagian Selatan, Malaysia, Indonesia, Pasifik Bagian barat sampai Fiji. Keanekaragaman jenis rotan banyak dijumpai di Asia Tenggara dan merupakan komoditas penting setelah kayu. Indonesia merupakan produsen terbesar rotan di dunia. Rotan di Indonesia banyak dimanfaatkan untuk industri mebel.
Kayu rotan banyak ditemukan di wilayah Indonesia, sampai saat ini rotan sudah dikenal 15 suku dan di Indonesia ditemukan sebanyak 8 suku dan mencapai sekitar 306 jenis.  Beberapa jenis rotan tumbuh liar di hutan dan sebagian dibudidayakan oleh manusia. Keanekaragaman jenis rotan ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dan sekitar 40 jenis diantaranya merupakan rotan terpenting di Indonesia. Tulisan ini terbatas untuk membahas pola dan daerah sebaran beberapa jenis dari 40 jenis rotan terpenting, yaitu Calamus caesius, Calamus javensis, Calamus manan, Calamus optimus, Calamus ornatus, Calamus scipionum,  Calamus trachycoleus, Calamus tumidus, Daemonorops robusta, dan Korthalsia rigida. Spesies-spesies tersebut merupakan spesies rotan yang saat ini banyak dibudidayakan di Indonesia. Dengan mengetahui sebaran spesies-spesies rotan ini memudahkan untuk mengetahui daerah-daerah yang memiliki potensi silvikultur yang besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk tujuan komersial.
2.      Botani
2.1. Taksonomi
  Rotan dalam struktur dunia tumbuh-tumbuhan termasuk Divisio Spermatophyta, sub divisio Angiospermae, class Monocotyledonae, Ordo Spacadiciflorae dan Famili/suku Palmae, dimana sampai saat ini sudah dikenal sebanyak 15 suku yaitu : Calamus, Daemonorops, Khorthalsia, Plectocomia, Ceratolobus, Plectocomiopsis, Myrialepis, Calospatha, Bejaudia, Cornera, Schizospatha, Eremospatha, Ancitrophylum dan Oncocalamus.

2.2.Morfologi
Marga rotan dikenal sebagai palem pemanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Namun beberapa spesies merupakan palem kerdil berbatang pendek (akaulesen) yang hampir tidak cocok dengan definisi rotan. Kelompok dari kerabat rotan tak memanjat ini tumbuh dan merangkak diantara tumbuhan bawah. Batangnya kaku dan tegak sehingga susah untuk dijadikan bahan mebel.
Tanaman rotan memliliki sistem perakaran serabut. Akar yang umumnya berwarna keputih-putihan, kekuning-kuningan atau kehitam-hitaman selalu tumbuh terus di bagian ujungnya dengan kecepatan yang relative lambat. Sebagian akar rotan tumbuh secara vertical masuk ke dalam tanah dan sebagian tumbuh secara horizontal menuju air hingga ke permukaan tanah.
Nilai ekonomi terpenting tanaman rotan terletak pada batangnya. Batang rotan umumnya berbentuk silinder atau segitiga. Jenis dan varietas menentukan ciri dan sifat batang pada rotan. Ukuran diameter maupun panjang batang berbeda-beda tiap jenis dan varietas.
Seperti halnya dengan tumbuhan lainnya, daun rotan berfungsi sebagai tempat pengambilan dan pengolahan zat makanan, pengambilan CO2, tempat pernapasan dan penguapan air. Rotan memiliki daun yang majemuk dan mempunyai pelepah daun yang duduk pada buku  dan menutupi permukaan ruas batang. Panjang, lebar, dan bentuk daun tiap jenis rotan juga berbeda-beda.
Buah rotan umumnya berbentuk bulat, lonjong atau bulat telur yang terdiri atas kulit luar berupa sisik yang berbentuk trapezium dan tersusun secara vertical dari toksit buah. Sedangkan alat perambat tumbuhan rotan berupa duri-duri pendek yang kuat dan melapisi batang agar lebih kuat.

2.3. Fisiologi dan Perkembangan
Rotan yang tumbuh alami kebanyakan menghasilkan semai yang melimpah, namun hanya sebagian kecil yang tumbuh mencapai dewasa karena mortalitasnya tinggi. Pertumbuhan rotan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara pada tempat tumbuhnya.
Pertumbuhan dan perkembangan rotan akan selalu mengarah ke atas menuju cahaya matahari. Cahaya matahari akan mempengaruhi pertumbuhan sdan sistem perakarannya. Secara fisiologis, tanaman rotan akan mencari sinar matahari semaksimal mungkin di antara jenis pohon lain yang berfungsi sebagai pohon inangnya. Secara alami tanaman rotan akan menemukan pohon inang sebagai tempatnya merambat.
3.      Asal-Usul Penyebaran Geografi
Penyebaran tanaman rotan termasuk dalam agihan diskontinu (disjungsi), yaitu penyebaran tumbuhan secara terpisah-pisah disebabkan adanya barrier lingkungan. Sebab-sebab utama terjadinya dikontinuitas (disjungsi) biasanya berhubungan dengan lingkungan akibat sifat-sifat topografi, iklim, tanah, atau makhluk hidup yang menyebabkan daerah-daerah terpisah-pisah satu sama lain oleh lintasan-lintasan dengan sifat yang berbeda. Tumbuhan ini tersebar lebih dari satu benua. Awalnya tersebar pada benua Gondwana, namun ketika benua Gondwana terpecah-pecah, persebarannya cenderung diskontinu meliputi Afrika, Malagasi, India, dan Australia.
     Rotan yang merupakan palem benua lama (disjungsi palaeotropik) termasuk dalam anak suku Calamoideae. Zona Paleotropis mencakup hampir semua Afrika, semenanjung Arab, India, Asia tenggara, dan sebagian wilayah Pasifik bagian barat dan tengah. Keanekaragaman terbesar marga dan spesies rotan berada di bagian barat Malesia. Tiga dari empat marga yang terekam di Afrika bersifat endemik. Calamus merupakan marga rotan terbesar dengan hampir 400 spesies di seluruh kisaran geografi rotan.

Rotan umumnya hidup merumpun maupun tunggal (tidak merumpun). Beberapa rotan, seperti Calamus scipionum Louer (Indonesia: Rotan samambu, rotan simambau) tersebar luas di Vietnam bagian selatan ke Borneo, Sumatra dan Palawan. Calamus ornatus Blume (Indonesia: Rotan tulang, Rotan minong) tersebar di Thailand, semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Borneo, Filipina, dan Sulawesi. Jenis rotan yang endemik hanya tumbuh di suatu tempat adalah Daemonorop oblata dijumpai di hutan kerangas Kalimantan Bagian Barat dan Daemonorop unijuga hanya di jumpai di Pegunungan Batukapur Serawak Barat.
4.      Spesies Rotan yang penting di Indonesia
Sampai saat ini sudah 15 suku rotan yang sudah dikenal di dunia dan 9 diantaranya telah diketahui jumlah jenisnya, yaitu Calamus (370 jenis), Daemonorops (115 jenis), Khorthalsia (31 jenis), Plectocomia (14 jenis), Ceratolobus (6 jenis), Plectocomiopsis (5 jenis), Myrialepis (2 jenis), Calospatha (2 jenis), Bejaudia (1 jenis), Cornera, Schizospatha, Eremosphata, Acitrophylum, dan Oncocalamus.
Di Indonesia sampai saat ini ditemukan 8 suku spesies rotan, yaitu Calamus, Daemonorops, Khorthalsia, Plectocomia, Ceratolobus, Plectocomiopsis, Myrialepis, Calospatha dengan total jenis mencapai kurang lebih 306. Penyebaran rotan di Indonesia meliputi Kalimantan sebanyak 137 jenis, Sumatera sekitar 91 jenis, Sulawesi sebanyak 36 jenis, Jawa sebanyak 19 jenis, Irian sebanyak 48 jenis, Maluku sebanyak 11 jenis, dan Sumbawa 1 jenis.
Di Indonesia, rotan yang benar-benar memiliki sifat dan memenuhi syarat serta kualitas baik untuk berbagai keperluan berjumlah 128 jenis. Dari jumlah tersebut, 51 jenis diantaranya memiliki nilai komersial tinggi dan banyak diperdagangkan, yaitu :
   1.      Calamus manna Miq
27.  Calamus burchianus Becc
   2.      Calamus scipionum Loure
28.  Calamus polystachys Becc
   3.      Calamus caesius Bl
29.  Khorthalsia flagellaris Miq
   4.      Calamus trachyoleus Becc
30.  Calamus scabidulus
   5.      Calamus inops Becc
31.  Khorthalsia celebica Bl
   6.      Calamus zolingeri Becc
32.  Khorthalsia scaphigera Mart
   7.      Calamus ipar Bl
33.  Calamus ciliaris Bl
   8.      Calamus sp
34.  Khorthalsia echinomerta Becc
   9.      Calamus ornatus Bl
35.  Calamus oleyanus Becc
   10.  Calamus optimus Becc
36.  Calamus marginatus Mart
   11.  Calamus exilix Griff
37.  Daemonorops rubra Bl
   12.  Calamus hetroideus Bl
38.  Calamus crinatus Bl
   13.  Calamus lijocaulis Becc
39.  Calamus mucronatus Becc
   14.  Daemonorops sabut Becc
40.  Calamus melanoloma Mart
   15.  Daemonorops draco Bl
41.  Calamus tolitoliensis Becc
   16.  Khorthalsia angustifolia Bl
42.  Calamus tenuis
   17.  Calamus minahasa Warb
43.  Calamus picicapus Bl
   18.  Calamus javanensis Bl
44.  Calamus rumpii Bl
   19.  Calamus filiformis Becc
45.  Calamus hispidulud Becc
   20.  Daemonorops Lamprolepis Becc
46.  Calamus muricatus
   21.  Calamus schistacanthus Bl
47.  Calamus didymocarpus Warb
   22.  Calamus symhysipus Mart
48.  Calamus sp
   23.  Daemonorops longopes Mart
49.  Calamus optimus Becc
   24.  Calamus warbugii K. Schum
50.  Calamus sp
   25.  Daemonorops melanocheters Becc
51.  Calamus maximus
   26.  Daemonorops fissus

5.    Penyebaran Rotan di Indonesia
     Secara umum penyebaran 51 jenis rotan terpenting di Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No
Nama Lokal
Nama Botani
Daerah Sebaran Produksi
1
Manau
Calamus manna Miq
Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Bengkulu
2
Semambu
Calamus scipionum Loure
Sumbar, Bengkulu, Lampung
3
Sega/taman
Calamus caesius Bl
Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Bengkulu
4
Irit
Calamus trachyoleus Becc
Kalimantan
5
Tohiti
Calamus inops Becc
Sulawesi, Maluku
6
Batang/Air
Calamus zolingeri Becc
Sulawesi, Maluku
7
Pulut/bolet
Calamus ipar Bl
Kaltim, Kalsel
8
Pulut putih
Calamus sp
Kaltim, Kalsel
9
Seuti
Calamus ornatus Bl
Bengkulu, Lampung, Sumbar, Jawa
10
Taman, Sego
Calamus optimus Becc
Kaltim, Kalsel, Kalteng
11
Sega Air
Calamus exilix Griff
Jambi, Sumsel, Lampung
12
Sega Batu
Calamus hetroideus Bl
Jambi, Sumsel, Lampung, Bengkulu, Kalsel, Kalteng
13
Jermasin
Calamus lijocaulis Becc
Sulawesi, Maluku
14
Tabu-Tabu
Daemonorops sabut Becc
sumbar, Bengkulu, Kalimantan
15
Jernang
Daemonorops draco Bl
Jambi, Sumbar, Riau
16
Getah
Khorthalsia angustifolia Bl
NTB, Aceh, Sumbar, Jambi, Lampung
17
Datu
Calamus minahasa Warb
Maluku, Irja
18
Lilin
Calamus javanensis Bl
Sumatera, Jawa, Kalimantan
19
Batu
Calamus filiformis Becc
Bengkulu, Lampung, Kalteng
20
Lita
Daemonorops Lamprolepis Becc
Kalbar, Kaltim, Sulawesi
21
Dandan
Calamus schistacanthus Bl
Sumsel, Jambi, Lampung
22
Umbul
Calamus symhysipus Mart
NTB, Sulawesi
23
Duduk
Daemonorops longopes Mart
Bengkulu, Sumbar, Sumsel, Lampung, Aceh
24
Suwai
Calamus warbugii K. Schum
Maluku, Irja
25
Seel
Daemonorops melanocheters Becc
Sumatera, Jawa, Kalimantan
26
Wilatung
Daemonorops fissus
Kalimantan
27
balubuk
Calamus burchianus Becc
Sumatera, Jawa
28
Telang
Calamus polystachys Becc
Sumut, Aceh, Jambi, Riau, Kalimantan
29
Dahan
Khorthalsia flagellaris Miq
Jambi, Riau, Bengkulu, Jawa, Kalimantan
30
Inun
Calamus scabidulus
Lampung, Jawa
31
Bulu
Khorthalsia celebica Bl
Sulawesi, Maluku, Irja
32
Semut
Khorthalsia scaphigera Mart
Lampung, Jawa
33
Cacing
Calamus ciliaris Bl
Sumatera, Jawa, Kalimantan
34
Udang
Khorthalsia echinomerta Becc
Sumbar, Bengkulu
35
Manau tikus
Calamus oleyanus Becc
Jambi, Sumbar, Bengkulu
36
Manau Gajah
Calamus marginatus Mart
Sumbar, Bengkulu, Kalimantan
37
Pelah
Daemonorops rubra Bl
Sumatera, Jawa, Kalimantan
38
Lacak
Calamus crinatus Bl
Riau, Jawa, Kalimantan
39
Tunggal
Calamus mucronatus Becc
Sumatera, Kalimantan
40
Leules
Calamus melanoloma Mart
Lampung, Jabar
41
Epek
Calamus tolitoliensis Becc
NTB, Sulawesi, Maluku
42
Rawa
Calamus tenuis
Jambi, Sumsel, Lampung
43
Samuli
Calamus picicapus Bl
Sulawesi, Maluku
44
Arasulu
Calamus rumpii Bl
Maluku, Irja
45
Buluk
Calamus hispidulud Becc
Sumsel, Riau, Bengkulu, Sumbar, Lampung, Kalimantan
46
Terumpu
Calamus muricatus
Sulawesi
47
Hoa
Calamus didymocarpus Warb
Sulawesi, Maluku, Irja
48
Lambang
Calamus sp
sulawesi, Maluku
49
Selutup
Calamus optimus Becc
Sumatera, Jawa, Kalimantan
50
Kidang
Calamus sp
Lampung, Jabar
51
Leluo
Calamus maximus
Sulawesi

6.      Pemanfaatan Rotan
Rotan adalah hasil hutan bukan kayu yang tumbuh alami d hutan-hutan tropis, namun saat ini banyak dibudidayakan karena memiliki banyak manfaat. Rotan dapat dijadikan sebagai sumber mata pencaharian dan menyerap tenaga kerja. Nilai ekonomi terpenting dari rotan adalah batangnya. Batang rotan banyak dimanfaaatkan untuk bahan anyaman, kerajinan, kerangka mebel, tali pengikat dan perabot rumah tangga. Selain itu, bagian lain seperti buah dan getah  digunakan untuk sayuran, bumbu masak, obat tradisional, dan bahan baku pewarna industri keramik.

Referensi:
Anonim. 2013. Rotan. http://id.wikipedia.org/wiki/Rotan. diakses pada tanggal 23 Maret 2013
Anonim. 2013. Calamus trachycoleushttp://rattanwikipedia.blogspot.com/search?q=calamus+trachycoleus. diakses pada tanggal 24 Maret 2013 
CFM, Januminro. 2000. Rotan Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. 
Dransfield, J & Manokaran, N. 1996. Plant Resources of South-East Asia 6 : Rattans (terjemahan). Yogyakarta: UGM Press 
Pollun, Nicholas. 1960. Pengantar Geografi Tumbuhan dan beberapa ilmu serumpun. Yogyakarta: UGM Press.
Sudarnadi, Hartono. 1996. Tumbuhan Monokotil. Jakarta : Penebar Swadaya

Sumber : http://geofebrhy.blogspot.co.id




No comments:

Post a Comment