Friday 28 August 2015

Kali ini kita akan membahas tentang Pengertian dan Kurun Waktu masa Praaksara. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Pengertian dan Kurun Waktu masa Praaksara

Sejak manusia muncul di muka bumi ini, manusia belum langsung mengenal tulisan. Manusia membutuhkan proses waktu yang sangat lama untuk mengenal tulisan dan kemampuan membaca. Ketika manusia belum mengenal tulisan maka zaman itu disebut masa praaksara, sedangkan saat manusia sudah mengenal tulisan dan kemampuan membaca disebut masa sejarah.

Secara garis besar, seluruh kurun waktu sejarah terbagi atas dua masa:
  1. Masa praaksara (prehistory) adalah zaman manusia belum mengenal tulisan. Masa pra-aksara dimulai sejak adanya kehidupan di permukaan muka bumi hingga manusia mengenal tulisan.
  2. Masa sejarah/aksara masa dimana manusia sudah mengenal tulisan. Kurun waktunya merentang sejak manusia mengenal tulisan hingga sekarang.
Pengertian dan Kurun Waktu masa Praaksara

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembedaan masa praaksara dan masa sejarah didasarkan pada fakta apakah manusia sudah mengenal tulisan-menulis atau belum. Kita dapat mengetahui kehidupan masyarakat praaksara, setelah para ahli purbakala (arkeolog) melaksanakan penggalian dan penelitian pada benda-benda purbakala baik yang berupa fosil atau artefak.
  1. Fosil adalah semua bekas atau sisa-sisa tulang belulang jenis manusia, binatang, atau tanaman yang telah membatu sebab tertimbun tanah ribuan atau jutaan tahun.
  2. Artefak adalah segala benda atau perkakas yang dibuat dan digunakan manusia purba untuk keperluan hidupnya.

Untuk lebih dalam mengetahui kehidupan paling awal pada masa praaksara ini, perkembangan keadaan bumi terbagi atas zaman-zaman sebagai berikut.
  1. Zaman arkhaikum, yaitu zaman tertua yang berlangsung kira-kira 2500 juta tahun. Zaman ini belum ada kehidupan, sebab kulit bumi masih panas sekali.
  2. Zaman paleozoikum, yaitu zaman hidup tertua yang berlangsung kira-kira 340 juta tahun. Zaman ini sudah ada kehidupan, dimulai adanya hewan kecil yang tidak bertulang belakang, jenis ikan, ampibi, dan reptil.
  3. Zaman mesozoikum, yaitu zaman hidup pertengahan yang berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan munculnya jenis reptil raksasa, seperti Dinosaurus (panjangnya 12 meter) dan Atlantasaurus (panjangnya 30 meter). Selain itu, jenis burung dan hewan menyusui pun telah berkembang.
  4. Zaman neozoikum atau kainozoikum, yaitu zaman hidup baru yang berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu sampai kini. Zaman ini terbagi ke dalam:
  • zaman tertair, yaitu zaman semakin berkembangnya hewan menyusui, sedangkan reptil besar mulai punah. Jenis kera dan kera-manusia sudah ada pada akhir zaman ini.
  • zaman quartair, yaitu zaman adanya manusia di atas permukaan bumi. Zaman ini dibagi ke dalam pleistosen(dilluvium) yang berlangsung kira-kira 600.000 tahun, zaman ini disebut sebut juga zaman es (glasial) dan zaman holosen berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu hingga dewasa ini.

Berdasarkan kajian arkeologis, zaman pra-aksara dibagi menjadi:

a. Zaman Batu
Disebut zaman batu sebab manusia pada saat itu menggunakan alat-alat penunjang kehidupannya sebagian besar terbuat dari batu.
Dari alat-alat itu dapat diketahui bagaimana caranya hidup manusia. Meskipun disebut zaman batu, tidak berarti alat-alat perkakas semuanya terbuat dari batu, ada juga alat-alat perkakas yang terbuat dari kayu dan bambu. Zaman Batu dapat dibedakan seperti berikut ini:

  1. Zaman batu tua (palaeolithikum) ditandai dengan penggunaan perkakas-perkakas yang terbuat dari batu kasar, tidak diasah, dan belum halus, manusia masih hidup berpindah-pindah (nomaden), tergantung kepada alam atau masa mengumpulkan makanan (food-gathering), zaman ini berlangsung selama 600.000 tahun silam, dan selama Kala Pleistocen.
  2. Zaman batu tengah (mesolitikum) ditandai dengan penggunaan perkakas-perkakas yang sudah agak halus dan orang sudah mulai bertempat tinggal, dan berlangsung kurang lebih 20.000 silam.
  3. Zaman batu baru (neolitikum) ditandai dengan pembuatan alat-alat batu yang sudah diasah dan diupam, bertempat tinggal tetap, telah bercocok tanam atau masa menghasilkan makanan (food-producing), telah mengenal kepercayaan, dan telah berlangsung selama 2.000 – 4.000 tahun silam.
  4. Zaman batu besar (megalithikum) ditandai dengan membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar, berkembang sampai zaman perunggu, dan sudah mengenal kepercayaan pada roh nenek moyang.

b. Zaman Logam
Disebut zaman logam sebab manusia pada saat itu menggunakan logam untuk membuat alat-alat penunjang kehidupannya. Zaman logam terbagi atas zaman perunggu dan zaman besi. Namun untuk wilayah Indonesia hanya mengenal zaman perunggu dan zaman besi. Di Indonesia zaman perunggu bersamaan dengan zaman besi, maka zaman logam disebut zaman perunggu.


Masa pra-Aksara.
Pembagian Masa pra-Aksara.

Nugroho Notosusanto dan Sartono Kartodirdjo membagi zaman praaksara Indonesia ditinjau dari perkembangan sosial, ekonomi dan budaya sebagai berikut.

(1) Masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, dengan ciri-ciri antara lain :
  1. Alat kehidupan manusia pada saat itu berupa kapak perimbas (sejenis kapak yang digenggam, tidak bertangkai dan berbentuk masif), perangkat serpih, dan perangkat tulang.
  2. Hidup berkelompok-kelompok yang tersusun dari keluarga-keluarga kecil.
  3. Telah berkembang seni lukis yang dibuat pada dindingdinding gua, seperti di gua Leang-leang, Sulawesi Selatan.
  4. Belum melaksanakan kegiatan penguburan mayat.
  5. Telah ditemukan teknologi sederhana untuk mendatangkan api.
  6. Bahasa sebagai perangkat komunikasi mulai terbentuk melalui kata-kata dan tanda-tanda dengan gerakan badan.
  7. Bertempat tinggal secara tidak tetap di dalam gua-gua alam, di tepi sungai, dan tepi pantai.
  8. Kelompok manusia purba di pinggir pantai di antaranya meninggalkan kjokkenmodinger (kebudayaan sampah dapur).

(2) Masa bercocok tanam dan beternak, dengan ciri-ciri antara lain.
  1. Alat-alat batu yang digunakan biasanya sudah diupam hingga halus. Alat batu yang digunakan berupa kapak persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, dan mata panah.
  2. Masyarakat mulai menunjukkan tanda-tanda menetap di suatu tempat.
  3. Telah terbentuk desa-desa kecil semacam pedukuhan.
  4. Kegiatan bercocok tanam telah menghasilkan keladi, sukun, pisang, durian, manggis, rambutan, duku, salak dan sebagainya.
  5. Mengenal sistem barter (tukar menukar barang dengan barang).
  6. Perahu bercadik dan rakit banyak digunakan sebagai sarana lalu lintas air.
  7. Alat komunikasi berupa bahasa dianggap sangat penting.
  8. Tumbuh kepercayaan animisme (pemujaan pada roh nenek moyang) dan dinamisme (kepercayaan pada benda-benda yang mempunyai kekuatan gaib).

(3) Masa Megalithikum (zaman batu besar), dengan peninggalan-peninggalan seperti berikut ini.
  1. Dolmen, yaitu bangunan seperti meja dari batu berkaki menhir yang digunakan untuk pelinggih roh atau tempat sesajian.
  2. Menhir, yaitu sebuah tugu batu yang diletakkan dengan sengaja di suatu tempat untuk memperingati orang mati.
  3. Sarkofagus, adalah bangunan peti mati yang bentuknya seperti lesung.
  4. Peti kubur batu, yaitu peti mayat yang dibentuk dari enam papan batu, terdiri dari dua sisi panjang, dua sisi lebar, sebuah lantai, dan sebuah penutup besi.
  5. Punden berundak, yaitu bangunan berupa batu yang berundak-undak, yang biasanya terdiri dari tujuh dataran (undak), digunakan untuk kegiatan pemujaan pada arwah nenek moyang.
  6. Waruga, yaitu kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat.
  7. Arca-arca megalitik, berupa arca-arca yang menggambarkan manusia atau binatang, seperti gajah, harimau, kerbau, harimau, monyet dalam ukuran yang besar.

(4) Masa Perundagian (masa kemahiran teknik), dengan peninggalan-peninggalan seperti berikut ini.
  1. Nekara, yaitu semacam tambur besar dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup; dipercayai sebagai bagian bulan yang jatuh dari langit, dan sering digunakan untuk upacara mendatangkan hujan.
  2. Moko, yaitu benda semacam nekara yang lebih ramping yang terdapat di Pulau Alor yang digunakan sebagai benda pusaka atau sebagai mas kawin.
  3. Kapak perunggu, disebut juga kapak sepatu atau kapak corong. Bentuk kapak berupa pahat, jantung, atau tembilang.
  4. Bejana perunggu, yaitu sebuah benda yang bentuknya mirip gitar Spanyol.
  5. Arca-arca perunggu, dengan bentuk arca orang yang sedang menari, berdiri, naik kuda, atau orang yang sedang memegang panah.
  6. Berbagai macam perhiasan, seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, dan bandul/kalung.

Sumber : Pusat Pembukuan Kemdiknas 




No comments:

Post a Comment